Sabtu, 12 Desember 2015

CSR PT. ANGKASA PURA II PEDULI MASYARAKAT DAN RAMAH LINGKUNGAN (SOFTSKILL)




CSR PT. ANGKASA PURA II PEDULI MASYARAKAT DAN RAMAH LINGKUNGAN


CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.

Sebagai program sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), PT Angkasa Pura II yang membawahi Bandara Halim Perdanakusuma berhasil membangun sebuah gedung serbaguna (aula) bagi masyarakat Kebon Pala dan renovasi Posyandu di wilayah sekitar Lanud Halim Perdanakusma.

Realisasi kepedulian sosial yang dinamakan Bina Lingkungan tersebut berupa peresmian bangunan aula dan renovasi Posyandu serta penandatanganan prasasti di Sekolah Dasar Negeri Kebon Pala 11 Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Selasa (9/9) oleh Direktur Keuangan Angkasa Pura II Dr Lorensius Manurung dan Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Sri Pulung D.,S.E., MMgt. Stud.

Dalam sambutannya Dr Lorensius Manurung, Direktur Keuangan Angkasa Pura II menyampaikan sebagai salah satu BUMN, PT Angkasa Pura II melaksanakan dua kegiatan sosial yaitu program kemitraan untuk membina usaha kecil dan menengah dan kedua Bina Lingkungan yaitu kegiatan sosial yang bertujuan membantu masyarakat sekitar yang membutuhkan.  Kegiatan sosial yang dikemas dalam program “Sumbangsih untuk Negeri” yang telah dilakukan berupa bantuan ambulance untuk Rumah Sakit di sekitar Bandara Halim Perdanakusuma, bantuan sosial saat bencana banjir, pembangunan aula, renovasi Posyandu dan lainnya. Program yang akan dilakukan pembangunan toilet sekolah, pengadaan mobil pintar, bantuan buku untuk perpustakaan sekolah.

Sedangkan Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Sri Pulung D.,S.E., MMgt. Stud., menyampaikan sejak awal keberadaannya Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dirancang untuk kegiatan penerbangan bagi misi khusus militer dan keperluan keamanan tingkat tinggi bagi tamu dan pejabat tinggi negara. Selain itu, Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma juga menjadi subsistem dari alat utama sistem kesenjataan dan menjadi bagian dari integrated national defence system. Hal ini telah dipahami oleh pihak bandara, sehingga apabila ada penerbangan VVIP maupun VIP serta kegiatan latihan, penerbangan reguler akan menyesuaikan dan memprioritaskan penerbangan di Lanud Halim Perdanakusuma.

Seiring dengan perkembangan usahanya yang sejak awal Januari 2014 mulai melaksanakan aktivitas penerbangan reguler, pihak Bandara Halim Perdanakusuma melaksanakan pula berbagai kegiatan sosial pada masyarakat. Program bina lingkungan yang berhasil dilaksanakan di wilayah Lanud Halim Perdanakusuma yaitu merenovasi bangunan Posyandu di RW 5 Kelurahan Halim Perdanakusuma.

“Untuk itu atas nama masyarakat dan Lanud Halim Perdanakusuma, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas renovasi bangunan Posyandu tersebut,”ujar Danlanud.

Rangkaian acara peresmian bangunan aula dan renovasi Posyandu meliputi penampilan drumband dan tari-tarian anak-anak SDN Kebon Pala sebelum pengguntingan pita bangunan aula baru, pengguntingan pita aula baru oleh Direktur Keuangan Angkasa Pura II, kegiatan di ruangan aula baru meliputi sambutan beberapa pejabat, penandatanganan prasasti, penyerahan maket bangunan, foto bersama, penampilan seni tari, nyanyi dan puisi anak-anak SD dan ramah- tamah.

Turut hadir Iwan Krishadianto General Manager Bandara Halim Perdanakusuma, Drs H. Ibnu Hajar, M.M Asisten Kesejahteraan Masyarakat Kotamadya Jakarta Timur, pejabat Kecamatan Makasar dan Kelurahan, Kepala Sekolah SDN Kebon Pala 11 dan lainnya.


Referensi :

HUBUNGAN ANTARA PENGEMIS, PENGAMEN, PENGANGGURAN DENGAN EKONOMI (SOFTSKILL)

HUBUNGAN ANTARA PENGEMIS, PENGAMEN, PENGANGGURAN DENGAN EKONOMI
Pengemis adalah orang-orang yang kerjanya suka minta-minta kepada orang lain guna memenuhi kebutuhannya.
Ada 3 kelompok pengemis, antara lain :
1. Mengemis karena tak mampu bekerja
2. Mengemis karena malas bekerja
3. Mengemis karena menginginkan jabatan.
Pengamen atau sering disebut pula sebagai penyanyi jalanan (Inggris: street singers), sementara musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminologi tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian.
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
Pengangguran di Indonesia terjadi disebabkan antara lain yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga karena efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja disebabkan antara lain; perusahaan menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi, hambatan dalam proses ekspor impor.
Selain itu juga pengangguran disebabkan oleh krisis moneter yang melanda di Indonesia dan tentunya secara keseluruhan wilayah Indonesia terkena dampak tersebut. Banyak industri padat karya yang terus menerus terpuruk seperti tekstil, sepatu, perkayuan, elektronik, sehingga hal ini menyebabkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin marak.Belum lagi terdapat dampak dari bencana alam yang melanda hampir diseluruh Indonesia, termasuk di kabupaten Malang. Menurut data dari STIJN Claessen, who Controls East Asian Corporation, tahun 1999 prosentase control pemilik perusahaan public tertbesar 71,5 % dipegang oleh keluarga bisnis, sementara pemerintah hanya sebesar 8,2 % dan masyarakat memegang 5,1 %. Sangat terlihat jauh masyarakat tidak akan pernah mampu untuk berperan lebih jauh dalam pengembangan ekonomi bahkan pemerintahpun juga disetir oleh kelompok pemilik modal.
Usaha Mengurangi Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia
  1. Menyelidiki siapa saja orang yang miskin dan tidak bekerja
  2. Melaksanakan penyuluhan
  3. Mengadakan pembinaan rohani yang kuat dan berkelanjutan
  4. Mengajarkan pada orang-orang terdekat untuk tidak terlalu memanjakan dan selalu memberi pada orang miskin dan pengangguran
  5. Menjelaskan tentang penggunaan harta dari sisi kesehatan, moral, dan sebagainya
Masalah kemiskinan dan pengangguran tidak bisa diatasi dengan berdiam diri saja. Perlu berdoa memohon pertolongan Tuhan, perjuangan yang gigih dari pemerintah, kerjasama yang baik dari seluruh masyarakat, dan semangat juang dari masing-masing pribadi dalam menanggulangi masalah tersebut.
Banyak program yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah perekonomian yakni mengenai masalah kemiskinan dan pengangguran namun pada kenyataannya hasil yang dicapai tidak sesuai yang diharapkan.
Kemudian banyak pengangguran yang ada di Indonesia karena kurangnya lapangan pekerjaan yang ada dan ketidaksesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia yang menyebabkan bertambahnya kemiskinan di Indonesia.
Pembangunan di bidang ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah pada dewasa ini di sektor pertanian, perikanan, perkebunan, industri dan pertambangan, hakekatnya ditujukan selain untuk mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, juga dimaksudkan untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan.
Dampak pengangguran terhadap perekonomian suatu Negara tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu Negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakatdan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran disuatu Negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Sumber :
http://sosbud.kompasiana.com/

PENGANGGURAN (SOFTSKILL)

Penyebab Pengangguran – Pengangguran atau dengan kata lain tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomiankarena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Seorang pengamat tenaga kerja dari Serang Darlaini Nasution SE mengatakan, ada tiga faktor mendasar yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, termasuk di provinsi Banten.
Ketiga faktor tersebut adalah, ketidaksesuaian antara hasil yang dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan demand (permintaan) dan supply (penawaran) dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan masih rendah, kata Darlaini.
Ia menjelaskan, lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja umumnya tidak sesuai dengan tingkat pendidikan atau ketrampilan yang dimiliki.
“Umumnya perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan tenaga yang siap pakai, artinya sesuai dengan pendidikan dan ketrampilannya, namun dalam kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang siap pakai tersebut. Justru yang banyak adalah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan job yang disediakan,” katanya.
Dosen di Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) ini juga mengatakan bahwa pengangguran masih tinggi karena permintaan kerja sangat sedikit dibandingkan tenaga kerja yang tersedia.
Penyebab lain adalah kualitas SDM itu sendiri yang tidak sesuai dengan yang diharapkan di lapangan, antara lain dikarenakan penciptaan SDM oleh perguruan tinggi yang belum memadai, atau belum mencapai standar yang ditetapkan.
SDM yang tidak memadai ini bisa disebabkan kurikulum perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri, dan juga anggaran yang disediakan pemerintah untuk sektor pendidikan yang masih rendah sehingga yang dihasilkanpun tidak mencapai ‘buah’ yang maksimal.
Mensiasati untuk meminimalisasikan pengangguran di Indonesia, Pembantu Dekan I di Fakultas Ekonomi Untirta ini mengatakan, para pendidik di perguruan tinggi jangan lagi berorientasi pada penciptaan tenaga kerja, tetapi harus diarahkan penciptaan terhadap lapangan kerja atau kewirausahawan.
Di Untirta, kata Darlaini, telah dibentuk ‘Enterprenuer University’ atau Universitas kewirausahawan, sebagai antisipasi untuk membawa mahasiswa yang tidak lagi berorientasi pada mencari kerja, tetapi diarahkan untuk dapat menjadi pencipta usaha.
“Kita berharap mahasiswa tersebut jika telah lulus dapat mandiri dengan membuka usaha sendiri sesuai dengan ilmu yang diperolehnya. Bukan lagi tamatan universitas pencari kerja, tetapi pencipta kerja,” kata Darlaini seraya menambahkan walaupun tidak mudah karena butuh modal dan keberanian mengambil resiko, tetapi cara tersebut diperlukan dalam masa sulit mencari pekerjaan seperti saat ini
 
sumber: http://duniabaca.com/faktor-penyebab-pengangguran.html

PENGAMEN (SOFTSKILL)

Pengamen atau sering disebut pula sebagai penyanyi jalanan (Inggrisstreet singers), sementara musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminologi tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian.
Perkembangan pengamen telah ada sejak abad pertengahan terutama di Eropa bahkan di kota lama London terdapat jalan bersejarah bagi pengamen yang berada di Islington, London, pada saat itu musik di Eropa berkembang sejalan dengan penyebaran musik keagamaan yang kemudian dalam perkembangannya beberapa pengamen merupakan sebagai salah-satu landasan kebudayaan yang berpengaruh dalam kehidupan umat manusia.
Tokoh penting dalam dunia pengamen di Indonesia antara lain adalah Harry Roesli [1]
sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Pengamen

PENGEMIS (SOFTSKILL)

Akhir-akhir ini di banyak kota, baik kota kecil, besar bahkan kota metropolitan pun tak lepas dari semakin suburnya peminta-minta alias pengemis. Mungkin karena kemiskinan dan minimnya lapangan pekerjaan yang membuat mereka terpaksa berprofesi demikian atau memang sebagian dari mereka sudah diwariskan secara turun temurun. Ironis memang kalau Koes Plus bilang dalam lagunya Indonesia tanah air kita diibaratkan kolam susu (sangkin suburnya).
Tapi sayang oleh penguasa sendiri pun juga masih mewarisi sifat-sifat yang diturunkan dari sebagian nenek moyang dahulu yang punya hobby sebagai pengemis sehingga hutang negara kitapun semakin menggunung alhasil anak-cucu yang menanggungnya.
Betulkah sebagian orang-orang Indonesia ada yang mempunyai hobby sebagai pengemis..?? Ternyata teka-teki ini ada benarnya kalau dirunut dari sejarahnya dulu, ceritanya begini :
Pada saat itu penguasa Kerajaan Surakarta Hadiningrat di pimpin oleh seorang Raja bernama Paku Buwono X, dimana para penguasa pada masa itu memang sangat dermawan serta gemar membagi-bagikan sedekah untuk kaum papa yang tak berpunya terutama menjelang hari Jum’at khususnya pada hari Kamis sore.
Pada hari Kamis tersebut Raja Paku Buwono keluar dari Istananya untuk melihat-lihat keadaan rakyatnya, dari istana menuju Masjid Agung, perjalanan dari gerbang Istana menuju Masjid Agung tersebut ditempuh dengan berjalan kaki yang tentunya melewati alun-alun lor (alun-alun utara), sambil berjalan kaki tentunya diiringi para pengawal sang raja, rupanya di sepanjang jalan sudah dielu-elukan oleh rakyatnya sambil berjejer rapi di kanan-kiri jalan dan sembari menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan kepada sang pemimpinnya.
Pada saat itulah sang raja tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersedekah dan langsung diberikan kepada rakyatnya berupa uang tanpa ada satupun yang terlewatkan dengan kebiasaan berbagi-bagi berkah tersebut mungkin juga warisan para penguasa sebelumnya (sebelum Paku Buwono X), ternyata kebiasaan tersebut berlangsung setiap hari Kamis (dalam bahasa jawanya Kemis), maka lahirlah sebutan orang yang mengharapkan berkah dihari Kemis dan diistilahkan dengan sebutanNGEMIS (kata ganti untuk sebutan pengguna/pengharap berkah dihari Kemis) dan pelaku-pelakunyapun biasa disebut Pengemis (Pengharap berkah pada hari Kemis).
Namun kata pengemis rupanya telah masuk salah satu kosa kata bahasa Indonesia yang tentunya kata dasarnya bukan emis tapi Kemis (Kamis), ternyata sebutan peminta-minta kalah populer dengan istilah pengemis padahal kata pengemis kalau diurai dan diambil dari kata dasarnya yakni kemis atau emis mungkin tidak dikenal dalam kosa kata bahasa indonesia kecuali kalau ada tambahan awalan pe sehingga muncul istilah “Pengemis”. Lain halnya dengan kata peminta-minta kata dasarnya adalah minta yang artinya jelas bahkan bisa berdiri sendiri tanpa ada awalan pe.
Jadi kalau boleh disimpulkan asal muasal kata atau perkataan pengemis berasal dari Surakarta atau Solo.
sumber: http://www.beritaunik.net/tahukah-kamu/asal-mula-kata-pengemis.html